pendekar tongkat
Ini adalah halam untuk membaca cersil online Pendekar tongkat dari liong san atau juga disebut liong san tung hiap.

LIONG-SAN TUNG-HIAP
Kho ping hoo
“Sungguh mati, Tuan, majikanku tidak berada di rumah. Harap Tuan suka datang
lagi nanti sore atau besok pagi saja!” kata pelayan yang bekerja di perguruan
silat Lim Ek dengan gemas karena telah berkalo-kali ia menyatakan kepada tamu
yang datang itu bahwa majikannya tidak berada di rumah, tapi masih juga tamu itu
mendesak dan tidak percaya.
“Ke manakah perginya Lim-kauwsu (Guru Silat Lim)?”
“Saya tidak tahu, tuan. Majikan saya tak pernah memberi tahu kepada saya ke mana
dia pergi.”
Jawaban yang terdengar kaku ini membuat tamu itu merasa tidak senang. Ia menarik
keluar sebuah toya kecil yang terselip di pinggang, lalu berkata dengan suara
menghina sambil menuding ke arah papan nama yang tergantung di depan rumah silat
itu.
“Hm, papan nama tidak ada harganya!” lalu ia ayun toyanya yang kecil memukul
papan itu dan “krak!” maka papan itupun terbelah dua, bergoyang-goyang di bawah
tali penggantungnya!
Pelayan itu terkeju dan hendak marah, tapi melihat sikap tamu yang mengancam
itu, menjadi takut dan tak berani berbuat sesuatu atau mengeluarkan sepatah
katapun.
“Beritahu kepada majikanmu she Lim itu bahwa aku Thio Sui Kiat dari Lam-sai
hendak bertemu dan nanti sore aku akan datang lagi!”
Tamu yang mengaku bernama Thio Sui Kiat ini lalu menyelipkan kembali toyanya di
pinggang dan pergi dengan penuh lagak sambil mengangkat dada.
Tak lama kemudian guru silat she Lim yang memiliki perguruan silat itu datang.
Si pelayan segera memberi laporan akan peristiwa yang terjadi tadi dan
memperlihatkan papan nama yang sudah pecah.
Lim Ek adalah seorang guru silat yang telah bertahun-tahun membuka bu-koan
(perguruan silat) di kota Bi-ciu dan namanya telah terkenal sebagai seorang guru
yang baik dan pandai. Juga ia telah lama merantau di dunia kang-ouw hingga
pengalamannya sangat luas. Wataknya baik dan sabar hingga banyak orang
menyukainya dan memandang hormat kepadanya sebagai seorang yang berkepandaian
tinggi serta beradat sopan dan baik. Karena para murid yang belajar di bawah
pimpinannya merasa puas dan mendapat kemajuan pesat, maka untuk menyatakan
terima kasih mereka, para murid ini membuat sebuah papan nama yang berbunyi:
“Bu-koan ini diasuh oleh Lim-kauwsu, jago toya nomor satu di Bi-ciu.”
Papan nama ini digantung di depan bu-koan dan tak seorangpn berani mencela atau
menyangkal pernyataan itu, karena memang Lim Ek adalah seorang ahli toya yang
mahir sekali.
Kini melihat ada orang yang begitu kurang ajar berani merusak papan nama itu,
Lim Ek merasa sangat terhina dan marah sekalo. Akan tetapi ia masih dapat
menindas perasaannya dan bertanya kepada pelayannya dengan suara tenang,
“Siapakah orang itu? Bagaimana macamnya dan apakah ia meninggalkan nama?

Baca selengkapnya melalui link di bawah
Terima kasih telah membaca cersil di blog kami terus kunjung baca-online.xtgem.com untuk membaca cersil secara online lainnya.. Baca cersil lainnya
Wiro sableng 1 - empat berewok dari goa sanggreng Kisah Para naga di pusaran badai I Wiro sableng 3 - dendam orang sakti Pecut sakti bajrakirana darah dan cinta di kota medang